Rangkaian Hari Jadi Blitar ke 700 Pemkab Blitar Gelar Prosesi Bedhol Pusaka
BLITAR – Rangkaian puncak peringatan Hari Jadi ke-700 Blitar ditandai dengan prosesi sakral Bedhol Pusaka di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro pada Minggu, 4 Agustus 2024. Benda pusaka berupa kitab sejarah dan panji-panji lambang daerah Blitar dikeluarkan dari tempat penyimpanannya dan diserahkan kepada Bupati Blitar, Rini Syarifah.
Prosesi ini menandai awal dari berbagai acara yang akan digelar untuk memperingati hari bersejarah tersebut.
Bedhol Pusaka diawali dengan pengambilan kitab sejarah dan panji-panji dari ruang pusaka oleh pasukan pembawa pusaka yang dipimpin oleh sesepuh budayawan. Suasana di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro terasa sakral saat pasukan ini berjalan dengan khidmat membawa benda pusaka tersebut.
Panji-panji dan kitab sejarah Blitar kemudian diserahkan kepada Bupati Blitar dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Blitar.
Suhendro Winarso, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, memberikan penjelasan mendalam tentang makna Bedhol Pusaka. Suhendro menjelaskan bahwa Bedhol Pusaka adalah prosesi yang mengawali puncak peringatan Hari Jadi Blitar. Menurutnya, prosesi ini menggambarkan bahwa Kabupaten Blitar memiliki pusaka berupa kitab sejarah dan panji lambang daerah.
“Bedhol Pusaka itu adalah prosesi untuk mengawali puncak peringatan hari jadi Blitar. Bedhol Pusaka itu maknanya bahwa kita punya pusaka untuk Kabupaten Blitar berupa kitab sejarah dan panji lambang daerah. Kitab pusaka itu menggambarkan, jika diibaratkan seperti NKRI, ya teks proklamasinya. Sedangkan panji-panji itu simbol kedaulatan lambang daerah. Jadi, kerajaan-kerajaan zaman dulu itu pasti memiliki panji-panji sebagai simbol kedaulatan,” ujar Suhendro.
Dia menambahkan bahwa prosesi Bedhol Pusaka ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Blitar. “Pusaka ini kita keluarkan untuk disemayamkan di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro. Nanti malam akan kita laksanakan malam tirakatan, yaitu doa memohon kepada yang maha kuasa agar Blitar selalu mendapat perlindungan, semakin maju, dan sejahtera,” tambahnya.
Setelah prosesi Bedhol Pusaka, malam tirakatan akan digelar sebagai bentuk doa dan harapan untuk kemajuan Blitar. Keesokan harinya, pada 5 Agustus, pusaka tersebut akan dibawa ke Alun-Alun Blitar pada pagi hari.
“Di alun-alun nanti akan ada seluruh nayaka praja, perangkat desa se-Kabupaten Blitar. Kita akan tunjukkan ini lho pusakanya Blitar. Setelah itu, akan disemayamkan kembali ke gedung pusaka dalam prosesi yang disebut Pisowanan Ageng,” jelas Suhendro.
Prosesi ini tidak hanya menjadi simbolis, tetapi juga mengandung filosofi yang mendalam bagi masyarakat Blitar. “Masyarakat yang ada di alun-alun itu sebagai gambaran masyarakat Kabupaten Blitar. Maka, acara hari jadi ini filosofinya bukan milik satu dua orang saja, tapi milik seluruh masyarakat Blitar,” pungkas Suhendro.
Bupati Blitar, Rini Syarifah, juga memberikan pandangannya tentang prosesi Bedhol Pusaka ini. Menurutnya, acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Blitar yang kaya.
“Prosesi Bedhol Pusaka ini bukan hanya seremonial semata, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kita miliki. Kitab sejarah dan panji-panji ini adalah saksi bisu perjalanan panjang Blitar yang harus kita jaga dan hargai,” ujar Rini Syarifah.
Bupati juga menambahkan bahwa prosesi ini diharapkan dapat mempererat rasa kebersamaan dan kebanggaan di antara masyarakat Blitar. “Dengan adanya prosesi ini, kita berharap masyarakat Blitar semakin bangga dan cinta terhadap daerahnya. Kita harus bersatu padu menjaga warisan budaya ini agar tetap lestari dan bisa diwariskan kepada generasi mendatang,” tambahnya.
Prosesi Bedhol Pusaka yang digelar dengan penuh khidmat ini menjadi awal dari rangkaian peringatan Hari Jadi Blitar ke-700. Dengan berbagai acara yang akan digelar, diharapkan masyarakat Blitar dapat merasakan semangat dan kebanggaan akan sejarah dan budaya yang mereka miliki. Puncak peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengenang masa lalu, merayakan masa kini, dan mempersiapkan masa depan Blitar yang lebih gemilang.
Share this content: