Digelar Rutin Tiap Tahun Siraman Gong Kyai Pradah, Jadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Wisatawan

Digelar Rutin Tiap Tahun Siraman Gong Kyai Pradah, Jadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Wisatawan

BLITAR – Pemkab Blitar kembali menggelar Ritual Budaya Siraman Gong Kyai Pradah di Alun-alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar, Selasa (17/9/2024).

Siraman Gong Kyai Pradah merupakan salah satu warisan budaya turun temurun yang ada di Kabupaten Blitar. Tradisi memandikan benda pusaka berupa sebuah gong dengan menggunakan air kembang setaman. Hal ini selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi Ribuan pengunjung yang hadir memadati Alun-alun Lodoyo sejak dini hari.

Siraman Gong Kyai Pradah sendiri merupakan ritual budaya yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat sekitar Lodoyo di Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Ritual ini digelar dua kali dalam setahun yakni setiap 1 Syawal dan 12 Rabiul Awal atau bertepatan dengan Maulid Nabi Muhamamd SAW.

Siraman Gong Kyai Pradah kali ini dihadiri oleh Bupati Blitar Rini Syarifah bersama , Sekda Kabupaten Blitar Izul Marom dan Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Blitar. Hadir pula jajaran Forkopimda, budayawan, seniman dan tamu undangan lainya.

Bupati Blitar, Rini Syarifah, turut hadir dalam acara ini mengatakan pentingnya melestarikan tradisi Siraman Gong Kyai Pradah sebagai bagian integral dari identitas budaya daerah.

“Siraman Gong Kiai Pradah adalah tradisi yang sudah ada sekian lama, yang mengandung nilai-nilai luhur dan sekaligus mengangkat potensi wisata daerah. Melalui acara ini, kita ingin mengenalkan kekayaan budaya dan seni yang dimiliki oleh masyarakat agar tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa tradisi ini diharapkan dapat berdampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya minat wisatawan untuk menikmati tradisi tersebut, sektor ekonomi akan ikut berkembang. “Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaga dan mempromosikan tradisi ini agar tetap menjadi bagian integral dari identitas kita,” tambahnya.

“Melalui acara ini, para pedagang dan pelaku UMKM di sekitar lokasi acara dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan menjual produk-produk tradisional, makanan, dan suvenir kepada pengunjung yang hadir,” ungkap Bupati.

Dia berharap semakin banyak masyarakat yang turut serta dalam upaya pelestarian budaya tradisional ini. Dengan demikian, tradisi Siraman Gong Kyai Pradah akan terus hidup dan menjadi warisan yang berharga bagi generasi mendatang.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso mengatakan tradisi siraman Gong Kyai Pradah sendiri telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kemendikbud RI sejak tahun 2017. Event ini tentunya bisa menjadi senjata kuat untuk promosi wisata budaya dan identitas daerah di Kabupaten Blitar.

“Selain untuk melestarikan budaya yang digelar turun temurun, tradisi siraman Gong Kyai Pradah juga menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata di Kabupaten Blitar,” katanya.

Share this content:

You May Have Missed